Saturday, May 4, 2013

Balantidium Coli






Pendahuluan
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli. B.
coli merupakan suatu protozoa yang masuk dalam filum Ciliophora, klas
Kinetofragminophorea, ordo Trichostomatida, famili Balantidiae. Memiliki dua
stadium, yaitu trofozoit dan kista. Merupakan protozoa besar, habitatnya pada
usus besar dan yang biasa menjadi hospes adalah babi dan manusia.

Morfologi dan Siklus hidup

Morfologi
Balantidium ini merupakan protozoa usus manusia yang paling besar. Memiliki
dua bentuk tubuh yaitu, trofozoit dan kista.

a. Bentuk trofozoit seperti kantung, panjangnya 50-200 mμ, lebarnya 40-70
mμ dan berwarna abu-abu tipis. Silianya tersusun secara longitudinal dan
spiral sehingga geraknya melingkar, sitostoma yang bertindak sebagai
mulut pada B. coli terletak di daerah peristoma yang memiliki silia
panjang dan berakhir pada sitopige yang berfungsi sebagai anus
sederhana. Ada 2 vakuola kontraktil dan 2 bentuk nukleus. Bentuk
nukleus ini terdiri dari makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus
berbentuk seperti ginjal, berisi kromatin, bertindak sebagai kromatin
somatis/vegetatif. Mikronukleus banyak mengandung DNA, bertindak
sebagai nukleus generatif/seksual dan terletak pada bagian konkaf dari
makronukleus.

b. Bentuk kistanya lonjong atau seperti bola, ukurannya 45-75 mμ,
warnanya hijau bening, memiliki makronukleus, memiliki vakuola
kontraktil dan silia. Kista tidak tahan kering, sedangkan dalam tinja yang
basah kista dapat tahan berminggu-minggu.
Siklus hidup.Siklus hidup Balantidium coli sebenarnya hampir sama dengan E. Histolytica,
tetapi pada B. coli kista tidak dapat membelah diri. Kista akan termakan
bersama dengan makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh kita, lalu
akan terjadi ekskistasi di dalam usus halus dan menjadi bentuk trofozoit, lalu
menuju ke caecum. Setelah berada di caecum trofozoit akan berbiak dan
membelah diri secara belah pasang tranversal. Selain itu bentuk trofozoit ini
akan terbawa oleh aliran isi usus. Di daerah colon tranversum keadaan kurang
menguntungkan bagi trofozoit sehingga akan  terjadi enkistasi. Trofozoit akan
berubah menjadi kista lalu kista tersebut akan keluar bersama dengan tinja.

Epidemiologi
Terdapat paling banyak di daerah yang beriklim panas. Pada manusia
frekwensinya rendah, sekitar 0,77 % (Belding,1952), pada babi (63-91%)
menurut Young, pada tahun 1950. Ada dua spesies yang berbeda, yaitu
Balantidium coli, yang dapat ditularkan dari babi pada manusia dan
Balantidium suiis yang tidak dapat ditularkan pada manusia. Sumber utama
yaitu pada manusia yang menderita penyakit. Infeksi dapat timbul dan
meningkat pada manusia yang sering berhubungan dengan babi seperti
peternak babi, pekerja di rumah-rumah pemotongan hewan yang biasanya
memotong hewan terutama babi memiliki sanitasi yang buruk, dan tempattempat yang padat seperti di penjara, rumah sakit jiwa, asrama ,dll.

Di Amerika Serikat, B. coli memiliki distribusi yang luas dengan perkiraan
prevalensinya 1%. Di Papua Nugini infeksi meningkat 28% berdasarkan kultur
yang dilakukan pada babi. Epidemi dapat timbul pada pasien  di RS Jiwa di
Amerika Serikat. Balantidium coli juga telah dilaporkan banyak pada
masyarakat yang memelihara babi.
Pencegahan dan Pengendalian
Pada balantidiasis, pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan cara
 :
1. memperbaiki dan menjaga kebersihan pribadi.
2. merawat atau menjaga kesehatan
3. mengawasi atau memantau pengurusan kotoran babi, seperti bagaimana
cara pembuangannya.

Kesimpulan
Balantidiasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Balantidium coli, dapat
didiagnosa dengan menemukan parasit dalam tinja. Balantidiasis ini
kebanyakan bersifat asimptomatis, dapat diobati dengan diiodohidroksikuinolon, karbarson, klortetrasiklin.
 

No comments:

Post a Comment